12 April, 2016

Memaafkan karena telah dimaafkan


Pelayan Tidak Sengaja Menumpahkan Saus Ke Atas Tas Kulitnya, Tapi Reaksinya Malah...

Hasilnya ternyata di luar dugaan lho...

Waktu itu kami makan di sebuah restoran, dan seorang pelayanan perempuan yang melayani kami. Ketika dia mengantarkan ikan yang kami pesan, piring yang dipegangnya tiba-tiba miring dan saus pada pesanan kami pun tertumpah di atas tas kulit yang kuletakkan di atas kursi. Saya langsung melompat dari kursiku dan bersiap – siap untuk meluapkan emosiku kepadanya.
Tapi sebelum aku meledak, anak perempuanku memutarkan badannya untuk berdiri, langsung pergi menghampiri pelayan ini sembari menepuk pundaknya sembari berkata dengan senyum yang hangat, "Tidak apa-apa kok..."

Pelayan kaget dan merasa bersalah, sembari melihat tas kulit saya berkata, "Aku... Biar aku ambilkan kain lap..."

Anakku membalasnya, "Sudah tidak apa, nanti akan saya bersihkan ketika saya pulang. Kamu kembali bekerja saja, beneran tidak apa-apa kok..."

Anak perempuanku berkata dengan sangat lembut, seperti dia yang melakukan kesalahan. Saya menatap tajam anak saya dan rasanya emosi saya sudah pada puncaknya.

Malam ketika mereka kembali ke hotel, anak dan istri saya berbaring di atas ranjang, dan dia bercerita tentang kehidupannya 3 tahun belajar di London. Demi mengajarinya untuk hidup mandiri, saya dan istri saya tidak mengizinkan dia untuk pulang ketika liburan musim panas, kami memberi dia kebebasan untuk mengatur sendiri liburan dia, dan kami juga berharap dia bisa bekerja part time di Inggris.

Anak gadis kami yang lincah, tidak pernah melakukan pekerjaan rumah dan manja ini harus hidup di London yang asing bagi dia, dan dia memilih untuk menjadi seorang pelayan untuk mengumpulkan pengalaman-pengalaman berharga.

Hari pertama dia kerja sudah melakukan kesalahan.

Dia ditugaskan untuk mencuci gelas anggur. Gelas kaca bening dan tipis ini, akan pecah jika kita tidak sengaja membersihkannya dengan tenaga yang kuat.

Putriku pun akhirnya membersihkan semua gelas yang kelihatannya tidak akan habis dibersihkan. Tapi siapa sangka, ketika dia memutarkan badannya, dia tidak sengaja mendorong setumpukan gelas tersebut dan dalam sekejap gelas – gelas itu pun berubah menjadi sekumpulan keping-keping kaca.

"Pa, Ma, waktu itu rasanya aku masuk ke dalam neraka dalam sekejap."

Suara putriku waktu itu terdengar penuh ketakutan. Tapi, apakah kamu tahu apa reaksi dari bosnya? Dia dengan tenang dan memeluk putriku, "Sayang kamu tidak kenapa-kenapa kan?"

"Kemudian, dia berbalik dan menyuruh rekan kerja yang lain, "Tolong bersihkan keping – keping gelas ini ya!"

Dia sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata yang membuat aku tertuduh," kata putriku sambil mengingat masa lalunya.

Dan ada lagi, putriku tidak sengaja menumpahkan anggur di atas gaun putih tamu mereka.

Awalnya dia pikir tamu ini akan marah dan menyuruhnya untuk berhenti kerja saja, tapi tidak disangka tamu ini malah menghiburnya dengan berkata, "tidak apa-apa, alcohol kan? Tidak sulit untuk dibersihkan."

Dia berdiri dan menepuk pundak putriku sembari berjalan ke arah toilet.

Suara putriku pun penuh dengan iba berkata, "Pa, Ma, kalau orang lain saja bisa memaafkan kesalahanku, anggap saja orang yang bersalah tadi itu putri mama sendiri ya? Maafkanlah mereka."

Memaafkan orang lain itu juga berarti kamu membiarkan hatimu lepas dari emosi-emosi sesaat.

Rinardi Adinegara Barlim Ms SharePoint System Developer

God's partner that full of love in his life. Enjoy his life by distributed bless to another people that he meet. Now work as Microsoft SharePoint Developer :)

Tidak ada komentar :

Blog Stat