10 November, 2016

Menguasai Diri


Pengkhotbah 9:11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.


Mazmur 42:4-5 (TB)  (42-5) Inilah yang hendak kuingat (keputusan untuk mempercayai Allah), sementara jiwaku gundah gulana (kalo bahasa sekarang galau); bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.
(42-6) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? (ini roh yang berbicara kepada jiwa) Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!


Ayat pengkotbah di atas cukup menarik. Dunia dan kita kerapkali beranggapan bahwa untuk memenangi sebuah perlombaan hidup SELALU dibutuhkan elemen² "sakti" seperti kecepatan, kekayaan harta ataupun kecerdasan (IQ) yang tinggi.
Bukan berarti hal² itu ga penting, namun ternyata kunci yang seringkali justru dilupakan adalah penguasaan diri.


Begitu sering hidup kita galau dan volatile (naek turun) karena dasar hidup kita letakkan pada emosi yang berubah-ubah. Padahal manusia itu sebenernya adalah: makhluk ROH yang memiliki JIWA (pikiran - perasaan - kehendak) yang tinggal di dalam TUBUH.
Artinya sejatinya kita adalah makhluk roh yang seharusnya mendasarkan hidup kita pada Roh Allah dan FirmanNya. Ketika roh kita kuat maka otomatis kita akan dimampukan untuk menguasai perasaan² kita (ga galau² lagi) juga pun tubuh kita (ga demen lagi deket²in diri ke perbuatan dosa).


Prinsipnya adalah yang lebih kuat akan menguasai yan lebih lemah. Jika roh lebih kuat dari jiwa (pikiran, perasaan, kehendak) maka roh lah yang menang. Demikian pula sebaliknya. Seperti koboi dan kuda, jika kuda (perasaan) lebih kuat daripada koboi (roh) maka koboi akan terombang ambing bahkan terpental.
Seringkali hidup kita labil dan ga berkemenangan karena cenderung didrive dan dikuasai oleh jiwa kita sendiri, bukanya oleh Roh Allah


So yuk perkuat manusia roh kita day by day seperti yang pemazmur lakukan sehingga dasar hidup kita kokoh, ga berdasar hal-hal lahiriah yang sementara (duit, jabatan, pekerjaan, ego) tetapi berdasarkan Kerajaan Allah yang kekal (jiwa², kepentingan Tuhan, perasaan Tuhan)


Galatia 5:22-23 (TB) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Let's going deeper and mature


Rinardi Adinegara Barlim Ms SharePoint System Developer

God's partner that full of love in his life. Enjoy his life by distributed bless to another people that he meet. Now work as Microsoft SharePoint Developer :)

Tidak ada komentar :

Blog Stat